BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kromatografi
(dari bahasa Yunani warna
“untuk menulis”) adalah istilah kolektif untuk satu set teknik laboratorium untuk
pemisahan campuran berdasarkan
pada distribusi diferensial dari komponen sampel. Pada dasarnya semua cara
kromatografi menggunakan dua fasa yaitu satu fasa tetap (stationary) dan
yang lain fasa bergerak (mobile). Pemisahan-pemisahan tergantung pada gerakan
relative pada dua fasa ini.
Kromatografi
sudah dimulai pada pertengahan abad ke-19. Kromatografi secara harfiah artinya
“warna tulisan”,digunakan dan diberi nama dalam dekade pertama abad 20,
terutama untuk pemisahan tanaman pigmen seperti klorofil.
Jenis baru kromatografi dikembangkan selama 1930-an dan 1940-an membuat teknik
yang berguna untuk berbagai jenis proses pemisahan.
Kromatografi
menjadi dikembangkan secara substansial sebagai hasil karya Archer John Porter
Martin dan Richard Laurence
Millington Synge selama 1940-an
dan 1950-an. Mereka membentuk prinsip dan teknik dasar kromatografi partisi,
dan pekerjaan mereka mendorong perkembangan pesat dari beberapa jenis metode
kromatografi, diantaranya yaitu : kromatografi kertas, kromatografi gas,
dan apa yang akan menjadi dikenal sebagai kromatografi cair kinerja tinggi.
Sejak itu, teknologi telah maju pesat. Para peneliti menemukan bahwa
prinsip-prinsip utama kromatografi Tsvet’s dapat diterapkan dalam berbagai
cara, menghasilkan berbagai varietas kromatografi dijelaskan di bawah ini.
Bersamaan dengan itu, kemajuan terus meningkatkan kinerja teknis kromatografi,
memungkinkan pemisahan molekul semakin serupa.
Kromatografi
adsorpsi atau Adsorpsi kromatografi merupakan gejala yang timbulnya konsentrasi
zat yang lebih besar pada perbatasan antara dua fasa dari pada dalam
masing-masing fasa, diakibatkan gaya tarik fasa stationer yang kuat terhadap
komponen-komponen yang harus dipisahkan. Melihat kondisi mahasiswa yang ada
keinginan untuk mengetahui suatu materi khususnya tentang Kromatatografi
(kromatografi Adsorpsi), serta sangat sedikit sekali referensi tentang
Kromatografi (kromatografi Adsorpsi). Oleh karena itu, kiranya perlu ada suatu
makalah yang bisa membantu mahasiswa dalam memahami materi tersebut.
B.
Rumusan Masalah
1.
Pengertian kromatografi
adsorpsi
2.
Prinsip kerja
kromatografi adsorpsi
3.
Manfaat penggunaan
kromatografi adsorpsi
4.
Kelebihan dan
kekurangan kromatografi adsorpsi
C.
Tujuan Masalah
1.
Mengetahui pengertian
kromatografi adsorpsi
2.
Mengetahui prinsip
kerja kromatografi adsorpsi
3.
Mengetahui manfaat
penggunaan kromatografi adsorpsi
4.
Mengetahui kelebihan
dan kekurangan kromatografi adsorpsi
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Kromatografi
Adsorpsi
Adsorpsi
ialah gejala timbulnya konsentrasi zat yang lebih besar pada bidang perbatasan
antara dua fasa dari pada dalam masing-masing fasa. Terjadinya pemisahan ialah
akibat gaya tarik fasa stasioner yang kuat terhadap komponen-komponen yang
harus dipisahkan. Gaya tarik yang kuat ini disebabkan oleh interaksi kimiawi
dan atau interaksi Van Der Walls.
Kromatografi
adsorpsi adalah teknik kromatografi tertua dioperasikan berdasarkan retensi
terlarut pada permukaan adsorben. Adsorben yang umum digunakan adalah silika
gel dan alumina karena mereka dimiliki daerah yang besar permukaan dan banyak
situs aktif. Terlarut dan pelarut dalam cairan dapat bersaing satu sama lain
untuk mendapatkan situs yang aktif. Karena ini, memilih pelarut yang tepat
sangat penting untuk mendapatkan adsorpsi maksimum zat terlarut pada situs
aktif permukaan. Pada kromatografi adsorpsi, fasa stasionernya terdiri atas zat
padat dan fasa mobilnya terdiri atas zat gas atau zat cair.
B.
Prinsip Kromatografi
Adsorpsi
Prinsip
kromatografi adsorpsi yaitu memisahkan komponen secara selektif berdasarkan sifat
fisik adsobrs dengan fase stationer berupa adsorben alumina yang mengisi kolom
dan fase mobile PE-aseton dengan perbandingan 10:1. Kecepatan pergerakan
suatu komponen tergantung pada kemampuannya untuk tertahan atau terhambat oleh
penyerap di dalam kolom (Sastrohamidjojo, 2004).
Fasa diam dan
fasa gerak pada kromatografi adsorpsi diantaranya yaitu :
-
Fasa diam (absorben
atau lapisan penyerap)
Betindak sebagai
pemisah campuran tersebut. Contoh pelarut yang digunakan adalah slika gel,
aluminium oksida, selulosa. Namun yang paling banyak digunakan adalah slika gel
dan alumunium oksida karena kadar air yang digunakan berpengaruh terhadap daya.
Syarat fasa diam
dalam kromatografi adsorpsi adalah :
1. Tidak
larut dalam fase gerak
2. Inert
3. Cukup
aktif
4. Sebaiknya
tidak berwarna
5. Memungkinkan
aliran baik dan teratur fase gerak. Missal : sukrosa, pati, CaCO3, MgCO3, Mg
Silikat aktif, alumina aktif, arang aktif, florisil.
Pemilihan
pelarut tergantung dari sifat kelarutannya, akan tetapi lebih baik untuk
memilih suatu pelarut yang tidak tergantung pada kekuatan elusi sehingga
zat-zat elusi yang lebih kuat dapat dicoba. “kekuatan” dari zat elusi adalah
daya penyerapan pada penyerap dalam kolom.
-
Fasa gerak (Eluen)
Bertindak sebagai
pembawa campuran tersebut. Komponen-komponen campuran akan bergerak dengan
kecepatan yang berbeda-beda akibat hambatan dari fase diam sehingga terjadi
pemisahaan.
Kromatografi
didasarkan pada retensi suatu zat terlarut oleh adsorpsi permukaan. Kromatografi
adsorpsi banyak digunakan dalam pemisahan senyawa-senyawa organik, senyawa-senyawa
nonpolar dan konsistuen-konstituen yang sulit untuk menguap.
Sebagai
Adsorben dapat digunakan adsorben anorganik maupun adsorben organik. Adsorben
anorganik yang bisa digunakan antara lain kalsium karbonat, alumina, magnesium
silikat, kalsium hidroksida, silika gel, dan tanah diatom. Adsorben organik
bisa digunakan antara lain karbon aktif dan arang gula.
Gambar 1 : Alat Kromatografi
Sederhana
Cara
kerja alat kromatografi sederhana diantaranya yaitu :
-
Wadah eluen (fase
gerak).
-
Kolom, biasanya terbuat
dari gelas yang berfungsi sebagai penunjang fase diam. Pada bagian dasar dari
kolom mempuny bentuk sedemikian rupa agar fase diam dapat tetap dalam keadaan
statis. Terdapat glass woll atau kapas, atau bahan dari pasir kuarsa yang
dikemas dengan kolom.
-
Wadah penampung, untuk
menampung Eluat dari kolom dalam bentuk fraksi-fraksi. Pada dasarnya penampung
dapat dilakukan secara manual, namun jik total volume dari eluat besar dengan
setiap fraksi yang diinginkan dalam volume kecil, maka diperlukan suatu alat
penampung tertentu. Untuk hal ini biasanya digunakan suatu alat penampun
otomatis yng dikenal sebagai kolektor.
Contoh-contoh
yang termasuk kromatografi adsorpsi diantaranya yaitu :
-
Kromatografi kolom
Adsorpsi
a. Prinsip
Prinsip
yang mendasari kromatografi kolom adsorpsi ialah bahwa komponen-komponen dalam
zat contoh yang harus diperiksa mempunyai afinitas yang berbeda-beda terhadap
adsorben dalam kolom. Apabila kita mengalirkan cairan (elutor) secara kontinue
melalui kolom yang berisi zat contoh yang telah diadsorpsikan oleh penyarat kolom,
maka yang pertama-tama dihanyutkan elutor ialah komponen yang paling lemah terikat
kepada adsorben. Komponen-komponen lainnya akan dihanyutkan menurut urutan
afinitasnya terhadap adsorben, sehingga terjadi pemisahan daripada komponen-komponen
tersebut.
b. Penyarat
kolom
Pola
kecepatan arus elutor pada tiap irisan kolom yang dipilih di sembarang tempat
suddah tentu sedapat mungkin harus sama. Keseragaman ini dapat dicapai dengan
memilih adsorben yang ukuran butir-butirnya sama (diayak) dan dengan cara penyaratan
yang baik.
Makin kecil ukuran butir adsorben, makin cepat keseimbangan adsorpsi akan tercapai, dan makin besar pula kecepatan elusi yang boleh dipergunakan. Tetapi dilain pihak, makin kecil butir adsorben, makin besar hambatan bagi cairan yang harus mengalir melalui kolom. Apabila kecepatan lintas bagi cairan elutor terlalu kecil, dapat dipergunakan pompa vakum yang menimbulkan tekanan rendah dalam ruang di bawah kolom sehingga cairan dapat mengalir lebih cepat melalui kolom. Cara yang lain ialah menambahkan tekanan dalam ruang di atas kolom dengan menggunakan pompa pneumatic.
Makin kecil ukuran butir adsorben, makin cepat keseimbangan adsorpsi akan tercapai, dan makin besar pula kecepatan elusi yang boleh dipergunakan. Tetapi dilain pihak, makin kecil butir adsorben, makin besar hambatan bagi cairan yang harus mengalir melalui kolom. Apabila kecepatan lintas bagi cairan elutor terlalu kecil, dapat dipergunakan pompa vakum yang menimbulkan tekanan rendah dalam ruang di bawah kolom sehingga cairan dapat mengalir lebih cepat melalui kolom. Cara yang lain ialah menambahkan tekanan dalam ruang di atas kolom dengan menggunakan pompa pneumatic.
c. Bentuk
kolom
Penempatan
adsorben dalam kolom secara uniform betul sangat sukar dilaksanakan. Sebagai
akibatnya, zona-zona komponen yang dipisahkan menjadi kurang teratur bentuknya.
Bagi kolom yang lebar hal ini dapat menyebabkan pembauran. Tetapi bagi kolom
kecil bahaya ini seberapa besar. Namun di lain pihak, kolom yang lebar dan
pendek itu lebih memudahkan dalam pemakaiannya. Oleh karena itu, tinggi
kebanyakan kolom ialah ± 20 kali diameternya. Di bawah tabung yang umumnya
terbuat dari gelas terdapat lempengan meduk yang terbuat dari porselen atau
dari serbuk gelas yang dipanaskan hingga melengket jadi satu. Lempengan yang
berbentuk cakram ini bergawai sebagai penahan fasa yang stasioner. Di bagian
tabung yang paling bawah terdapat kapiler penyulur dilengkapi dengan pancur.
Kapiler beserta pancur dirakitkan dengan kolom memakai suku asah sehingga mudah
dilepaskan guna membersihkan kolom dan untuk meniup kolom sehingga menjadi
bersih dari cairan. Ruang antara pancur dan cakram penyaring harus sekecil
mungkin supaya tidak terjadi pembauran antara cairan-cairan yang keluar dari
kolom.
d. Kecepatan
arus
Semakin
rendah kecepatan arus cairan, semakin baik akibatnya bagi tercapainya
keseimbangan adsorpsi dan akan semakin baik pula pemisahannya. Bentuk zona pun
menjadi lebih teratur. Tetapi kecepatan arus yang terlalu rendah dapat
menimbulkan efek difusi axial dalam fasa mobil yang harus dihindarkan sejauh
mungkin.
Jadi
dapat dikatakan bahwa pemisahan yang terbaik dapat dicapai dengan mempergunakan
kolom yang panjang dan sempit, diisi dengan adsorben yang berbutir halus, dan
arus yang lambat. Elusi dapat dimulai apabila campuran yang harus dipisahkan
sudah dimasukan dalam kolom. Elusi ini dilakukan dengan memasukan cairan elutor
berenyai – renyai melalui kolom dan harus dijaga supaya arusnya tidak berhenti.
Komponen-komponen yang telah diadsorpsikan oleh adsorben akan bergerak dalam bentuk
gelang-gelang atau zona dengan kecepatan yang berbeda-beda melalui kolom dan
ditampung di bawah kolom secara terpisah memakai beberapa tabung yang dibubuhi
tanda-tanda. Tabung-tabung ini ditempatkan dalam sebuah fraksikolektor. Setelah
itu fraksi-fraksi yang diperoleh mulai dapat diselidiki.
-
Kromatografi gas
Kromatografi Gas adalah metode
kromatografi pertama yang dikembangkan pada jaman instrument dan elektronika
yang telah merevolusikan keilmuan selama lebih dari 30 tahun. Sekarang
kromatografi gas dipakai secara rutin di sebagian besar laboratorium industri
dan perguruan inggi. kromatografi gas dapat dipakai untuk setiap campuran yang
komponennya atau akan lebih baik lagi jika semua komponennya mempunyai tekanan
uap yang berarti pada suhu yang dipakai untuk pemisahan.
Campuran gas dapat dipisahkan dengan
kromatografi gas. Fasa stationer dapat berupa padatan (kromatografi gas-padat)
atau cairan (kromatografi gas-cair). Umumnya, untuk kromatografi
gas-padat, sejumlah kecil padatan inert misalnya karbon teraktivasi, alumina
teraktivasi, silika gel atau saringan molekular diisikan ke dalam tabung logam
gulung yang panjang (2-10 m) dan tipis. Fasa mobil adalah gas semacam hidrogen,
nitrogen atau argon dan disebut gas pembawa. Pemisahan gas bertitik didih
rendah seperti oksigen, karbon monoksida dan karbon dioksida dimungkinkan
dengan teknik ini.
Dalam kasus kromatografi gas-cair, ester
seperti ftalil dodesilsulfat yang diadsorbsi di permukaan alumina teraktivasi,
silika gel atau penyaring molekular, digunakan sebagai fasa diam dan diisikan
ke dalam kolom. Campuran senyawa yang mudah menguap dicampur dengan gas pembawa
disuntikkan ke dalam kolom, dan setiap senyawa akan dipartisi antara fasa gas
(mobil) dan fasa cair (diam) mengikuti hukum partisi. Senyawa yang kurang larut
dalam fasa diam akan keluar lebih dahulu.
Metoda ini khususnya sangat baik untuk analisis senyawa organik yang mudah menguap seperti hidrokarbon dan ester. Analisis minyak mentah dan minyak atsiri dalam buah telah dengan sukses dilakukan dengan teknik ini.
Metoda ini khususnya sangat baik untuk analisis senyawa organik yang mudah menguap seperti hidrokarbon dan ester. Analisis minyak mentah dan minyak atsiri dalam buah telah dengan sukses dilakukan dengan teknik ini.
Efisiensi pemisahan ditentukan dengan
besarnya interaksi antara sampel dan cairannya. Disarankan untuk mencoba fasa
cair standar yang diketahui efektif untuk berbagai senyawa. Berdasarkan hasil
ini, cairan yang lebih khusus kemudian dapat dipilih. Metoda deteksinya, akan
mempengaruhi kesensitifan teknik ini. Metoda yang dipilih akan bergantung
apakah tujuannya analisik atau preparatif.
-
Kromatografi lapis
tipis
Kromatografi lapis tipis merupakan
kromatografi adsorpsi dan adsorben (silika gel (asam silikat), alumina
(aluminium oxide), kieselguhr (diatomeous earth), dan selulosa) bertindak
sebagai fase stasioner. Dalam kromatografi lapis tipis, bahan penyalut yang
digunakan beraneka macam. Silika gel yang paling banyak dipakai (Djide, 2003).
Teknik ini dikembangkan tahun 1938 oleh
Ismailoff dan Schraiber. Adsorbent dilapiskan pada lempeng kaca yang bertindak
sebagai fase diam. Fase bergerak (Untuk senyawa organik yang polar akan lebih
mudah larut dengan air dari pada pelarut organik, dan hendaknya untuk
senyawa-senyawa tertentu menggunakan pelarut sesuai dengan kepolaran pelarut
yang digunakan dan pembuatan fase mobil harus hati-hati karena sulitnya
keterulangan dalam campuran serta pelarut jangan digunakan dalam selang yang
lama) akan merayap sepanjang fase diam dan terbentuklah kromatogram.
Dikenal juga sebagai kromatografi kolom
terbuka. Metode ini sederhana, cepat dalam pemisahan dan sensitif. Kecepatan
pemisahan tinggi dan mudah untuk memperoleh kembali senyawa-senyawa yang dipisahkan
(Petrucci, 1987).
C.
Manfaat Penggunaan
Kromatografi Adsorpsi
Dalam bidang bioteknologi,
kromatografi mempunyai peranan yang sangat besar. Misalnya dalam penentuan,
baik kualitatif maupun kuantitatif, senyawa dalam protein. Protein sering
dipilih karena ia sering menjadi obyek molekul yang harus di-purified
(dimurnikan) terutama untuk keperluan dalam bio-farmasi. Kromatografi juga bisa
diaplikasikan dalam pemisahan molekul-molekul penting seperti asam nukleat,
karbohidrat, lemak, vitamin dan molekul penting lainnya. Dengan data-data yang
didapatkan dengan menggunakan kromatografi ini, selanjutnya sebuah produk
obat-obatan dapat ditingkatkan mutunya, dapat dipakai sebagai data awal untuk
menghasilkan jenis obat baru, atau dapat pula dipakai untuk mengontrol kondisi
obat tersebut sehingga bisa bertahan lama.
Dalam bidang clinical (klinik),
teknik ini sangat bermanfaat terutama dalam menginvestigasi fluida badan
seperti air liur. Dari air liur seorang pasien, dokter dapat mengetahui jenis
penyakit yang sedang diderita pasien tersebut. Seorang perokok dapat diketahui
apakah dia termasuk perokok berat atau ringan hanya dengan mengetahui
konsentrasi CN- (sianida) dari sampel air liurnya. Demikian halnya air kencing,
darah dan fluida badan lainnya bisa memberikan data yang akurat dan cepat
sehingga keberadaan suatu penyakit dalam tubuh manusia dapat dideteksi secara
dini dan cepat. Sekarang ini, deteksi senyawa oksalat dalam air kencing menjadi
sangat penting terutama bagi pasien kidney stones (batu ginjal). Banyak metode
analisis seperti spektrofotometri, manganometri, atau lainnya, akan tetapi
semuanya membutuhkan kerja ekstra dan waktu yang cukup lama untukmendapatkan
hasil yang lebih baik.
D.
Kelebihan Dan
Kekurangan Kromatografi Adsorpsi
1.
Kelebihan kromatografi adsorpsi
yaitu :
-
Dapat digunakan untuk
analisis
-
Digunakan untuk menentukan
jumlah komponen campuran digunakan untuk memisahkan .
2.
Kekurangan kromatografi
adsorpsi yaitu :
-
Metode ini sangat
membutuhkan waktu yang lama (time consuming)
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Kromatografi adsorpsi
adalah teknik kromatografi tertua dioperasikan berdasarkan retensi terlarut
pada permukaan adsorben.
2.
Prinsip kromatografi
adsorpsi yaitu memisahkan komponen secara selektif berdasarkan sifat
fisik adsobrs dengan fase stationer berupa adsorben alumina yang mengisi kolom
dan fase mobile PE-aseton dengan perbandingan 10:1.
3. Contoh-contoh
yang termasuk kromatografi adsorpsi diantaranya yaitu :
kromatografi
kolom adsorpsi, kromatografi gas, dan kromatografi lapis tipis.
4.
Manfaat penggunaan
kromatografi adsorpsi yaitu misalnya, dalam Dalam bidang bioteknologi,
kromatografi mempunyai peranan yang sangat besar. Misalnya dalam penentuan,
baik kualitatif maupun kuantitatif, senyawa dalam protein.
B.
Saran
Dengan adanya makalah sederhana ini, penulis
mengharapkan agar para pembaca dapat memahami materi Fitokimia II ini dengan
mudah. Saran dari penulis agar para pembaca dapat menguasai materi singkat
dalam makalah ini dengan baik, kemudian dilanjutkan dengan pelatihan soal dan
mencari literatur lain yang berhubungan agar semakin menguasai materi.
daftar pustakanya tidak ada ya kak?
BalasHapus