BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Air merupakan sumber kehidupan. Air merupakan kebutuhan yang paling
penting dalam kehidupan
manusia terutama air tawar yang bersih
dan sehat. Kelangkaan dan kesulitan
mendapatkan air bersih
dan layak pakai menjadi permasalahan yang
mulai
muncul dibanyak tempat yang salah satunya
menimpa
masyarakat yang tinggal di daerah pesisir
pantai.
Sebagian besar sumber air yang didapat merupakan air laut. Sehingga untuk
mendapatkan ai bersih
perlu adanya pemrosesan atau pengolahan air
laut
menjadi air tawar dan air bersih. Air bersih yang dimaksud
adalah air yang
bebas dari kotoran, bakteri yang
merugikan, dan zat-zat lain yang bersifat
merugikan
bagi kesehatan manusia.
Ada berbagai cara yang sering dilakukan untuk mendapatkan air bersih yaitu :
perebusan, penyaringan,
destilasi dan lain – lainnya. Cara
perebusan
dilakukan hanya untuk mematikan kuman
dan
bakteri – bakteri yang merugikan, namun kotoran yang
berupa padatan – padatan kecil tidak bisa
terpisah
dengan air. Penyaringan digunakan hanya
untuk
menyaring kotoran – kotoran yang berupa
padatan
kecil, namun kuman dan bakteri yang
merugikan
tidak bisa terpisah dari air. Cara destilasi
merupakan
cara yang efektif digunakan untuk
menghasilkan
air bersih yang bebas dari kuman,
bakteri,
dan kotoran yang berupa padatan kecil. Pada
proses
destilasi, yang diambil hanya air
kondensatnya,
kuman dan bakteri akan mati oleh
proses
pemanasan, dan kotoran akan mengendap di
dasar
basin.
Pada prinsipnya destilasi merupakan cara untuk mendapatkan air bersih melalui
proses penyulingan air
kotor. Pada proses penyulingan terdapat proses perpindahan
panas, penguapan, dan pengembunan.
Perpindahan
panas terjadi dari sumber panas menuju
air
kotor. Jika air terus-menerus dipanaskan maka akan
terjadi proses penguapan. Uap ini jika
bersentuhan
dengan permukaan yang dingin maka
akan
terjadi proses kondensasi pada permukaan
dingin
tersebut. Pada proses destilasi yang diambil
hanyalah
air kondensatnya, kuman dan bakteri akan
mati
oleh proses pemanasan, dan kotoran akan
mengendap
di dasar basin. Pada destilasi air laut ini
kebanyakan
menggunakan bahan bakar fosil sebagai
sumber
panas, sedangkan ketersediaan bahan bakar
tersebut
semakin berkurang, maka diperlukan sumber
energi
yang lain. Salah satunya yang bisa digunakan
yaitu
energi matahari.
Pada sistem destilasi air laut tenaga surya, plat penyerap sangat berperan penting
karena berfungsi sebagai
penyerap intensitas radiasi matahari dan
mengkonversikannya
menjadi energi panas. Oleh karena
fluida yang digunakan dalam penelitian ini
adalah
air laut, maka bahan dasar dari plat penyerap radiasi
yang digunakan berupa beton guna
menghindari
adanya korosi pada plat penyerap. Pada
umumnya
plat penyerap radiasi yang digunakan
berupa
plat tipe datar. Pada penelitian ini akan
dibuat
suatu rancang bangun dan membandingkan
performansi alat destilasi air laut
yang menggunakan penyerap tipe datar,
penyerap
tipe bergelombang, dan penyerap tipe
bergelombang
yang dilapisi batu kerikil. Dengan
dasar
pemikiran bahwa luas bidang penyerapan panas
plat
penyerap tipe bergelombang ini lebih besar dari pada
luas penyerapan panas plat tipe datar, sehingga performansi
dari destilasi air laut tenaga surya ini
akan
lebih maksimal.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apa
yang dimaksud dengan Destilasi Air ?
2.
Apa
macam-macam komponen dalam sistem Destilasi Air ?
3.
Bagaimana
cara menggunakan alat Destilasi Air ?
C.
Tujuan
Penulisan
1.
Untuk
mengetahui pengertian dari Destilasi Air.
2.
Untuk
mengetahui macam-macam komponen dalam sistem Destilasi Air.
3.
Untuk
mengetahui bagaimana cara menggunakan alat Destilasi Air.
BAB II
ISI
Destilasi atau penyulingan
adalah suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan
menguap (volatilitas) bahan atau
didefinisikan juga teknik pemisahan kimia yang berdasarkan perbedaan titik
didih. Dalam penyulingan, campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini
kemudian didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap lebih dulu. Metode
ini merupakan termasuk unit operasi kimia jenis perpindahan
massa.
Penerapan proses ini didasarkan pada teori bahwa pada suatu larutan, masing-masing komponen akan menguap pada titik
didihnya. Model ideal distilasi didasarkan pada Hukum
Raoult
dan Hukum Dalton.
Proses
distilasi didahului dengan penguapan senyawa cair dengan pemanasan, dilanjutkan
dengan pengembunan uap yang terbentuk dan ditampung dalam wadah yang terpisah
untuk mendapatkan distilat. Dasar proses destilasi adalah kesetimbangan senyawa
volatil antara fasa cair dan fasa
uap.
Pada prinsipnya
destilasi merupakan cara untuk mendapatkan
air bersih melalui proses penyulingan
air
kotor. Pada proses penyulingan terdapat proses perpindahan
panas, penguapan, dan pengembunan.
Perpindahan
panas terjadi dari sumber panas menuju
air
kotor. Jika air terus-menerus dipanaskan maka akan
terjadi proses penguapan. Uap ini jika
bersentuhan
dengan permukaan yang dingin maka
akan
terjadi proses kondensasi pada permukaan
dingin
tersebut. Pada proses destilasi yang diambil
hanyalah
air kondensatnya, kuman dan bakteri akan
mati
oleh proses pemanasan, dan kotoran akan
mengendap
di dasar basin. Pada destilasi air laut ini
kebanyakan
menggunakan bahan bakar fosil sebagai
sumber
panas, sedangkan ketersediaan bahan bakar
tersebut
semakin berkurang, maka diperlukan sumber
energi
yang lain. Salah satunya yang bisa digunakan
yaitu
energi matahari.
Pada sistem destilasi air laut tenaga surya, plat penyerap sangat berperan penting
karena berfungsi sebagai
penyerap intensitas radiasi matahari dan
mengkonversikannya
menjadi energi panas. Oleh karena
fluida yang digunakan dalam penelitian ini
adalah
air laut, maka bahan dasar dari plat penyerap radiasi
yang digunakan berupa beton guna
menghindari
adanya korosi pada plat penyerap. Pada
umumnya
plat penyerap radiasi yang digunakan
berupa
plat tipe datar. Pada penelitian ini akan
dibuat
suatu rancang bangun dan membandingkan
performansi alat destilasi air laut
yang menggunakan penyerap tipe datar,
penyerap
tipe bergelombang, dan penyerap tipe
bergelombang
yang dilapisi batu kerikil. Dengan
dasar
pemikiran bahwa luas bidang penyerapan panas
plat
penyerap tipe bergelombang ini lebih besar dari pada
luas penyerapan panas plat tipe datar, sehingga performansi
dari destilasi air laut tenaga surya ini
akan
lebih maksimal.
BAB III
PEMBAHASAN
A.
Alat
Destilasi Air
Proses
perpindahan panas tidak semuanya
dapat
diubah menjadi energi lain, dan pada kolektor surya
terjadi kerugian panas. Kerugian panas ini
terjadi
pada bagian atas, bagian bawah, dan bagian
samping.
Pada umumnya kerugian panas bagian
samping
diabaikan karena luasan kontak perpindahan
panas
dari plat penyerap ke samping sangat kecil
dibandingkan
dengan luasan plat penyerap pada
bagian atas/bawah.
Untuk koefisien
kerugian panas total dapat ditulis
sebagai berikut :
UL = Ut + Ub
Dimana :
UL = koefisien kerugian
panas total (W/m2.0C)
Ut = koefisien kerugian
panas bagian atas (W/m2.0C)
Ub = koefisien kerugian
panas bagian bawah (W/m2.0C)
Metode flash evaporation merupakan salah satu metode
penguapan air laut secara cepat dalam tabung evaporasi melalui proses
throttling. Flashing terjadi ketika kondisi cairan sekeliling berubah secara
tiba-tiba menjadi lebih rendah daripada kondisi jenuhnya akibat perubahan
tekanan dan temperatur. Metode flashing ini akan menghasilkan uap jauh lebih
banyak daripada proses penguapan sederhana lainnya. Fenomena flasing ini mengakibatkan
turbulensi pada aliran fluida sehingga terbentuk laju perpindahan massa yang
tinggi yang kemudian mengalami pendinginan cairan. Proses penguapan memerlukan
suatu sumber panas yang cukup untuk mengubah fase cair air laut menjadi uap
jenuh didalam suatu medium. Sumber panas tersebut dapat diperoleh dari panas
matahari melalui suatu kolektor atau melalui pembakaran bahan bakar. Dengan
pertimbangan eknomis maka dapat digunakan bahan bakar yang cukup murah dan
mudah didapatkan seperti bahan bakar dari biomassa diantaranya adalah sekam
padi, arang kayu, serbuk gergajian kayu, dan lain-lain. Bahan-bahan tersebut
dapat dimanfaatkan dengan baik untuk proses destilasi air laut.
Proses kerja destilasi ini mulanya air laut dihisap
oleh pompa ejektor yang terdapat dipantai. Kemudian, air laut tersebut
dimasukan ke dalam alat penukar gas (heat exchanger). Pada tahap ini, air laut
dipanasi oleh air panas dari panas buang diesel atau boiler limbah biomassa
pada suhu 80 derajat C. Selanjutnya, air tersebut divakumkan pada tekanan udara
kurang dari 1 atm. Pada kondisi hampa udara (vakum) yang tinggi dan suhu rendah
itulah, jelasnya lagi, sebagian dari air laut menguap. Dimana, uap bertekanan
rendah dari tempat lain mendapat pendinginan dari air laut yang dimasukkan dari
cerobong terpisah. Pada
saat itulah, uap berkondensasi menjadi air tawar. Air laut yang sudah hangat
akan mengalir dari saluran keluar pendingin. Dan selanjutnya akan masuk ke
dalam heat exchanger sebagai air umpan. Uap tekanan rendah yang timbul di dalam
heat exchanger mengalir masuk ke dalam evaporator. Begitu pula dengan air sisa
buangan yang kental. Selanjutnya, uap air itu didinginkan oleh air laut dan
berkondensasi menjadi air tawar. Hasil air tawar di kondensor itu kemudian
dipompa keluar oleh condensate pump. Kemudian, air tersebut dialirkan ke tangki
persedian air tawar. Sementara sisa air buangan dikeluarkan secara teratur oleh
water ejector. Sedangkan mengenai kadar garam dari air destilat (air yang
dihasilkan dari proses destilasi ini) secara terus menerus dipantau oleh
salinity indicator. Sebuah solenoid valve dipasang pada saluran keluar pompa
air destilasi. Untuk menentukan kadar garam air destilatnya kita bisa atur,
umumnya kadar garam yang dimiliki oleh air destilat ini maksimal sebesar 10
ppm. Artinya, kualitas air yang dihasilkan dari proses ini sangat bagus. Air
tawar yang dihasilkan dari mesin diesel bertenaga 2×250 kW dan 2×500 kW mampu
menghasilkan 5.000 liter air dalam 24 jam.
Berikut alat destilasi air :
Cara Kerja
Mesin Destilasi Air
Destilasi adalah suatu proses
pemurnian yang didahului dengan penguapan senyawa cair dengan cara
memanaskannya, kemudian mengembunkan uap yang terbentuk. Prinsip dasar dari
destilasi adalah perbedaan titik didih dari zat-zat cair dalam campuran zat
cair tersebut sehingga zat (senyawa) yang memiliki titik didih terendah akan
menguap lebih dahulu, kemudian apabila didinginkan akan mengembun dan menetes
sebagai zat murni (destilat). Macam-macam destilasi antara lain sbb:
a. Destilasi Air
a. Destilasi Air
Destilasi sederhana adalah salah satu cara pemurnian
zat cair yang tercemar oleh zat padat/zat cair lain dengan perbedaan titik
didih cukup besar, sehingga zat pencemar/pengotor akan tertinggal sebagai
residu. Destilasi ini digunakan untuk memisahkan campuran cair-cair, misalnya
air-alkohol, air-aseton, dll. Alat yang digunakan dalam proses destilasi ini
antara lain, labu destilasi, penangas, termometer, pendingin/kondensor leibig,
konektor/klem, statif, adaptor, penampung, pembakar, kaki tiga dan kasa.
Cara melakukan Destilasi Air :
Cara melakukan Destilasi Air :
-
Lihat pada handbook titik didih zat
sampel yang anda peroleh.
-
Susun/set alat destilasi.
-
Masukan zat sampel pada labu destilasi
(isi zat dalam labu paling banyak 2/3 bagian labu) lalu masukan batu didih. Isi
kaleng penangas dengan zat penangas yang disesuaikan dengan titik didih sampel,
juga masukan batu didih pada penangas tersebut. Alirkan air pendingin. Panaskan
penangas mula-mula dengan api kecil. Amati termometer, apabila ada cairan yang
keluar sebelum mencapai titik didihnya, pisahkan cairan tersebut, sedangkan
apabila termometer menunjukan titik didih sampel tahan supaya suhu tersebut
konstan dan tampung destilat yang dihasilkan. Hentikan destilasi pada saat
sampel hampir habis (jangan sampai kering) jika titik didih zat sampel lebih
besar dari titik didih zat pencemar. Sedangkan jika titik didih zat sampel
lebih kecil dari titik didih zat pencemar, maka destilasi dihentikan pada saat
suhu melebihi titik didihnya sebesar ± 50C. Pindahkan penangas. Tentukan indeks
bias zat yang diperoleh dan bandingkan dengan harga dari handbook.
B. Komponen-komponen
Sistem Destilasi Air
Beberapa komponen yang membentuk suatu sistem destilasi
air yang bekerja dengan baik, yang
masing-masing komponen tersebut bekerja sesuai dengan kapasitas kemampuannya
dalam mendukung kerja suatu sistem destilasi air. Berikut komponen-komponen system Destilasi Air :
-
Heater (Pemanas)
Panas dapat merambat
dengan cara penghantaran aliran dan pancaran. Heater yaitu suatu alat
yang berbentuk tabung dengan bagian dalam
terdapat
pipa-pipa kecil yang dialiri air panas, sedangkan diluar pipa-pipa kecil
dialiri air laut, dengan panas ini akan memanaskan air laut sehingga air
laut mengalami penguapan.
-
Kondensor
Kondensor adalah alat yang digunakan untuk mengubah bentuk uap menjadi air, yaitu dengan cara menurunkan suhu uap tersebut hingga mencapai suhu pengembunannya pada tekanan yang sesuai.
Kondensor adalah alat yang digunakan untuk mengubah bentuk uap menjadi air, yaitu dengan cara menurunkan suhu uap tersebut hingga mencapai suhu pengembunannya pada tekanan yang sesuai.
-
Saringan uap
Saringan/ Filter adalah
alat untuk memisahkan benda asing yang ikut bersirkulasi kedalam suatu sistem
yang sifatnya akan merusak sistem tersebut. Pada sistem destilasi air
laut saringan uap air terbuat dari logam monel yang berfungsi untuk menyaring
uap yang terjadi bersamaan dengan titik air laut yang naik.
-
Katup Solenoid
Katup solenoid adalah
katup yang dapat terbuka dan tertutup dengan menggunakan gaya elektromagnetik.
Arus listrik dialirkan secara otomatis oleh salinometer, ketika kadar
garam melebihi batas yang telah ditentukan. Pada saat kadar garam tinggi,
sistem otomatis dari salinometer akan mengalirkan arus listrik menuju lampu
alarm dan katup solenoid, sehingga lampu alarm akan menyala dan terjadilah
medan magnet pada katup selenoid yang akan menarik plunyer kebawah, keadaan
seperti ini berarti katup dalam keadaan terbuka. Pada saat kadar garam rendah,
sistem otomatis dari salinometer tidak akan mengalirkan arus listrik menuju
lampu alarm dan katup solenoid, sehingga lampu alarm tidak akan menyala dan
tidak terjadi medan magnet pada katup solenoid dan plunyer akan kebali ke
kedudukannya semula dengan cepat karena beratnya sendiri, keadaan seperti ini
berarti katup dalam keadaan tertutup.
-
Salinometer
Salinometer digunakan untuk mengukur kadar garam yang terkandung didalam air laut hasil destilasi air laut dengan satuan ppm. Alat ini dilengkapai dengan lampu peringatan, apabila kadar garam melebihi batas yang telah ditentukan maka lampu akan menyala dan pada waktu yang bersamaan katup solenoid akan membuka dan membuang air yang masih mengandung kadar garam tersebut keluar dari sistem.
Salinometer digunakan untuk mengukur kadar garam yang terkandung didalam air laut hasil destilasi air laut dengan satuan ppm. Alat ini dilengkapai dengan lampu peringatan, apabila kadar garam melebihi batas yang telah ditentukan maka lampu akan menyala dan pada waktu yang bersamaan katup solenoid akan membuka dan membuang air yang masih mengandung kadar garam tersebut keluar dari sistem.
-
Gelas Penduga
Gelas penduga adalah suatu alat untuk mengetahui tinggi rendahnya air di dalam ketel destilasi air laut.
Gelas penduga adalah suatu alat untuk mengetahui tinggi rendahnya air di dalam ketel destilasi air laut.
-
Thermometer
Thermometer adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur suhu. Alat ini bekerja berdasarkan atas mengembang dan mengempisnya sejumlah kecil air raksa atau zat lain.
Thermometer adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur suhu. Alat ini bekerja berdasarkan atas mengembang dan mengempisnya sejumlah kecil air raksa atau zat lain.
-
Flowmeter
Flowmeter adalah alat yang digunakan untuk mengetahui banyaknya air tawar yang dihasilkan oleh distilling plant.
Flowmeter adalah alat yang digunakan untuk mengetahui banyaknya air tawar yang dihasilkan oleh distilling plant.
-
Ejektor
Ejektor bekerja berdasarkan prinsip bernoulli, yaitu jika kecepatan fluida tinggi maka tekananya menjadi rendah dan sebaliknya jika kecepatan fluida rendah maka tekanannya akan tinggi.
Ejektor bekerja berdasarkan prinsip bernoulli, yaitu jika kecepatan fluida tinggi maka tekananya menjadi rendah dan sebaliknya jika kecepatan fluida rendah maka tekanannya akan tinggi.
Dilihat dari fungsi dan kegunaannya, ejektor dibagi
menjadi dua macam yang masing-masing mempunyai tugasnya sendiri. Adapun ejektor
tersebut adalah sebagai berikut :
1.
Ejektor Vakum
Agar air laut dapat menguap pada suhu yang lebih
rendah, maka tabung destilasi air laut harus di buat vakum dengan cara memasang
ejektor yang berhubungan langsung ke ruang kondensor dan akan mengisap
terus-menerus udara dan gas-gas yang tidak mencair sehingga dapat menjadi
vakum.
2.
Ejektor Air Laut
Didalam ruang pemanas sering terjadi penguapan air
laut, sehingga jika di biarkan begitu saja kadar garam air laut akan semakin
bertambah. Untuk mengatasi ini maka di pasang ejektor yang akan membuang air
laut agar volumenya dapat ditahan konstan.
C. Macam-macam pompa Sirkulasi dalam sistem Destilasi Air
Zat cair tidak akan berpindah tempat dengan
sendirinya dari suatu ujung yang lainnya untuk itu dipergunakan daya dorong
untuk melaksanakan pengangkutan ini. Daya dorong ini adalah perbandingan
tekanan yang dibangkitkan dengan pengunaan pompa. Pompa yang umumnya
digunakan adalah pompa sentrifugal. Adapun pompa sirkulasi yang digunakan pada
sistem destilasi air antara lain :
-
Pompa Air Laut
Pompa ini digunakan
untuk menghisap air laut dan menekannya ke dalam kondensor untuk mengembunkan
uap air dan sisanya akan ke ejektor air laut dan ejektor vakum. Pompa air
laut ini selain berfungsi untuk mensirkulasi air pendingin juga berfungsi untuk
memvakumkan serta mengalirkan air laut.
-
Pompa Air Panas
Pompa air panas di
gunakan untuk mensirkulasikan air pendingin motor induk yang panas kedalam
pipa-pipa kecil tabung heater untuk memanaskan air laut.
-
Pompa Air Tawar
Pompa ini digunakan
untuk menghisap dan menekan air tawar hasil proses destilasi air laut ke tangki
penampungan yang selanjutnya akan digunakan untuk berbagai kebutuhan.
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Destilasi
air atau
penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan
perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan.
2.
Komponen
komponen dalam sistem Destilasi Air diantaranya yaitu : heater
(pemanas), kondensor, saringan uap, katup solenoid, salinometer, gelas penduga,
thermometer, flowmeter, dan ejector.
3. Macam-macam pompa sirkulasi dalam sistem Destilasi Air diantaranya yaitu : pompa
air laut, pompa air panas, pompa air tawar.
B. Saran
Dengan adanya makalah sederhana ini, penulis
mengharapkan agar para pembaca dapat memahami materi Fitokimia ini dengan mudah. Saran dari penulis agar para pembaca dapat menguasai
materi singkat dalam makalah ini dengan baik, kemudian dilanjutkan dengan
pelatihan soal dan mencari literatur lain yang berhubungan agar semakin
menguasai materi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar